Bahasa verbal atau kata atau kalimat memang terkadang tidak cukup kuat untuk mengartikan sebuah rasa. Meskipun semua dapat memahami dengan mudah maksud kata-kata, tapi tak segampang itu rasa dapat diterjemahkan. Salah satu contohnya, adalah kata "keluarga". Tanpa saya harus jelaskan, setiap orang pasti sudah memahami arti kata tersebut. tapi bagi sebagian orang kata tersebut memang punya arti yang lain dan arti yang lebih luas.
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir bahwa Ibnu Abbas mengatakan yang dimaksud dengan keluarga menjadi penenang hati adalah keluarga yang taat kepada Allah. Ikrimah juga mengatakan demikian. Ketika Hasan al- Bashri ditanya tentang doa ini, ia menjawab, 'Yakni ketika seorang Muslim melihat pasangan hidupnya, anak-anak dan karib kerabatnya taat kepada Allah. Demi Allah! Tidak ada yang lebih menenteramkan hati selain melihat pasangan hidup kita, anak-anak kita dan keluarga kita taat kepada Allah.'
Ibnu Abdul Barr dalam kitabnya 'al-Istidzkar mengatakan, Doa ini terkandung pelajaran yang sangat berharga yakni setiap Muslim harus berusaha menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan keluarganya dalam kebaikan dan ketaqwaan yang terlebih dahulu sebelum menjadi panutan bagi orang lain. Jika ia berhasil menjadi panutan maka ia akan memperoleh pahala yang besar disisi Allah karena amalnya sendiri, amal keluargannya dan amal orang-orang yang mengikutinya.'
Semoga "keluarga" tetap selalu di hati, selalu menjadi teman, menjadi panutan, menjadi sandaran, menjadi musuh yang akbrab untuk saling bersaing menuju kebaikan. Dan semoga semua itu tetap ada untuk temani Q
0 comments:
Post a Comment